KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA
Selasa, 05 Maret 2013
Diposting oleh Unknown di 05.32 0 komentar
Keanekaragaman Hayati Indonesia
Keanekaragaman Hayati Indonesia-
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang)
dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati
di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di
Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem
padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar,
ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing
ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan
(flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan
Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India,
Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh
di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok
flora Malesiana. Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih
248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia
Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap.
Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi
hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing (
Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus
bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan
di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah,
dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan
yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian
(Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp)
di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai
negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina
juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya,
di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan
sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik
Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat
sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.
Bagaimana
dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama?
Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi
sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non?Dipterocarpaceae. Hutan ini
memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa
(Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya,
mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia
memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan
Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia
(Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
- Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
- Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
- Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Sekarang
mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan
Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu
Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia.
Ciri-ciri hewannya adalah:
- Mamalia berukuran kecil
- Banyak hewan berkantung
- Tidak terdapat species kera
- Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian
Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru
(Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki
kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung
Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau
Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang
terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara
lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan
babi rusa (Babyrousa babyrussa).
Pengklasifikasian
telah lama dilakukan oleh para ahli, yang pertama kali Aristoteles dan
Theophrastus. Aristoteles memperkenalkan 520 jenis hewan dalam buku
Historia Animalium dan Theophrastus memperkenalkan 480 jenis tumbuhan
dalam buku Historia Plantarum. Sistem klasifikasi ada 3 macam yaitu:
- Sistem klasifikasi alamiah oleh Theophratus dalam bahasa latin Polinomial.
- Sistem klasifikasi buatan oleh Carolus Linnaeus dalam bahasa latin Binomial.
- Sistem klasifikasi filogenetik oleh Charles Darwin dalam bahasa latin Binomial.
1. Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan karakteristik wilayahnya
Secara
Astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410
BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat
di antara 23½0 LU dan 23½0 LS, ciri-ciri daerah tropis antara lain
memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C – 28 0C, curah hujan
pun cukup tinggi, yaitu 700 – 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena
proses pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan hewan, Indonesia
memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.
Hewan mamalia menduduki peringkat pertama di dunia hampir mencapai 515
jenis, 125 jenis diantaranya endemik, artinya tidak diketemukan di
daerah lain. Peringkat kedua diduduki oleh kupu-kupu meliputi 151 jenis.
Reptil menduduki peringkat tiga dunia, lebih dari 600 jenis. Sedangkan,
burung menduduki peringkat keempat yang mencapai 1519 jenis dan 420
jenis bersifat endemik. Peringkat kelima diduduki oleh amfibi meliputi
hampir 270 jenis.
Beberapa hewan endemik di Indonesia
2. Keanekaragaman Hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya (biogeografi)
Biogeografi
adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada
lingkungan tertentu di bumi. Indonesia merupakan negara yang amat kaya
dengan flora dan fauna yang tersebar di seluruh kepulauannya. Persebaran
makhluk hidup yang berbeda ini dapat ditentukan oleh geografis, seperti
ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan,
suhu, dan radiasi cahaya. Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran
tumbuhan.
Garis Wallace dan garis Webber membagi wilayah Indonesia menjadi tiga bagian
a. Penyebaran hewan (zoogeografi)
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4)
Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian
timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5) Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas meliputi kera dan tapir.
Letak
Indonesia termasuk dalam 2 daerah zoogeografi, yaitu oriental dan
Australia. Yang termasuk daerah zoogeografi oriental adalah bagian barat
Indonesia, sedangkan bagian timur termasuk daerah zoogeografi
Australia. Menurut sejarahnya, Indonesia bagian barat menyatu dengan
benua Asia dan Indonesia timur menyatu dengan benua Australia. Sehingga
tidak mengherankan jika jenis hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia
barat mirip dengan hewan dan tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental.
Jenis hewan dan tumbuhan di Indonesia timur mirip dengan hewan dan
tumbuhan yang berada di daerah biografi benua Australia.
b. Persebaran tumbuhan
3. Keanekaragaman Hayati Indonesia bersadarkan Sistem Perairan
Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a. Ekosistem air tawar
Mempunyai
ciri-ciri salinitas atau kadar garam rendah, variasi suhu rendah,
penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air
(ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca. Berdasarkan
intensitas cahaya yang diterima maka habitat ekosistem air tawar dapat
dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.
1) Litoral adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar.
2) Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar.
3) Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.
2) Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar.
3) Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.
Organisme
yang hidup di daerah ekosistem air tawar memiliki karakteristik
tertentu, seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang
kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat
pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru
dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya memiliki ciri-ciri
mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang
secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis.
Gambar yang menunjukkan pembagian daerah ekosistem air tawar berdasarkan intensitas cahaya yang diterima
b. Ekosistem air laut
Adanya
hempasan gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang merupakan
perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke
darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu
sebagai berikut.
1) Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa, Erythrina sp.
3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
1) Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa, Erythrina sp.
3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
1) Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.
2) Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
4) Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.
1) Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.
2) Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
4) Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.
Secara fisik habitat air laut terbagi atas 4 zona, sebagai berikut.
1) Litoral, yaitu yang berbatasan dengan darat.
2) Netrik, yaitu kedalaman sampai 200 meter.
3) Batial, yaitu kedalaman 200 meter hingga 2000 meter.
4) Abisal, yaitu kedalaman 2000 meter lebih.
Organisme
yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik
tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan
osmosis sel kirakira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu
adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak,
misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak
minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara
osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui
insang.
Diposting oleh Unknown di 05.00 0 komentar
KEANEKARAGAMAN FAUNA
Sabtu, 02 Maret 2013
KEANEKARAGAMAN FAUNA
Indonesia memiliki keanekagaraman jenis fauna yang kaya, Taksiran jumlah jenisfau
Indonesia adalah sebagai berikut. Hewan menyusui ada 300 jenis, burung 7500 jenis, reptil 2500 jenis, amfibi 1000 jenis, ikan 8500 jenis, keong 20000 jenis danserangga 250000 jenis. Indonesia memiliki 420 jenis burung yang tersebar di 24 lokasi.Beberapa pulau di Indonesia memiliki jenis hewan endemik, terutama di Palau Sulawesi,Papua dan di Kepulauan MentawaiPola persebaran fauna di Indonesia di warnai, oleh pola kelompok kawasanoriental di sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah timur. Kelompak fauna di bagiar tengah bersifat peralihan dan beberapa diantaranya bersifat endemik Di wilayah Indonesia bagian Barat (Sumatra, Jawa, Bali, Madura., danKalimantan) terrdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia (kawasan oriental).Beberapa Contoh fauna Indonesia bagian barat adalah sebagai berikut Badak terdapat diSumatra dan Jawa. Badak Sumatra bercula dua, terdapat di Taman Nasional GunungLeuseur, sedangkan badak jawa bercula satu, terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon.Di wilayah ini juga hidup gajah (Sumatra), tapir (Sumatra dan Kalimantan), banteng(Jawa dan Kalimantan), beruang madu (Kalimantan). Selain itu, di Indonesia bagian barat juga terdapat beberapa hewan yang dilindungi, misalnya elang Jawa, owa jawa, surili,tutting Jawa (endemik di Jawa), orang utan (Sumatra dan Kalimantan), harimau (Jawa,Madura dan Bali), serta Beberapa hewan lainnya.Hewan-hewan di wilayah Indonesia bagian timur mirip dengan hewan-hewan dikawasan Australia. Di wilayah ini banyak ditemui burung-burung khas Indonesia bagiantimur dengan warna-warna sangat menarik contohnya burung kasuari (Papua, KepulauanAru dan Pulau Seram), burung cenderawasih (Papua dan Kepalauan Aru), kakatua PalauSeram), burung cendrawasih (Papua dan Kepalauan merah dan putih (Maluku).
Diposting oleh Unknown di 13.13 0 komentar
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Pengertian Keanaekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem suatu daerah. Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah serta ciri lain. Penyebabnya adalah faktor genetik (faktor yang bersifat relatif konstan atau stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme), dan factor lur (factor yang bersifat relatif labil terhadap morfologi organisme).
Keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkatan pengertian yang berbeda, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis,dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu
jenis makhluk hidup. Gen adalah substansi terkecil/unit dasr yang membawa
faktor keturunan. Gen terdapat di dalam kromosom yang tersusun atas molekul
rantai dobel heliks yang disebut DNA. DNA berperan menyampaikan informasi
genetik kepada keturunannya, serta mengatur proses perkembangan dan
metabolisme. Setiap makkluk hidup memiliki jenis dan jumlah gen yang
berbeda-beda. Bakteri memiliki 1.000 gen, jamur 10.000gen, dan marmot 100.000
gen. jumlah gen terbesar dimiliki oleh tumbuhan berbunga, yaitu mencapai lebih
dari 400.000 gen. Struktur DNA.
2. Keanekaragaman Jenis
Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang
terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga.
Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. perbedaan
antarspesies makhluk hidup dalamsatu marga atau genus lebih mencolok shingga
lebih mudah diamati daripada perbedaan antarindividu dalam satu spesies.
Misalnya nangka, keluwih, dan sukun ketiganya termasuk dalam genus yang sama,
yaitu Arthocarpus.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah komunitas organic yang terdiri atas
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme bersama lingkungan fisik dan kimia tempat
hidup atau habitatnya. Antara
komunitas organik, habitat, serta factor-faktor fisik dan kimia dalam suatu
ekosistem selalu berinteraksi. Factor fisik meliputi iklim, air, tanah, udara,
cahaya, suhu, dan kelembapan. Factor kimia meliputi tingkat keasaman, kandungan
mineral, dan salinitas. Factor fisik dan kimia disbut komponen abiotik.
Diposting oleh Unknown di 13.05 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)